Sabtu, 10 Oktober 2015

Sampai Jumpa, Cinta!

“Ada waktunya untuk bertemu dan berpisah. Ketika aku menemukanku, kutahu bahwa suatu saat kita akan terpisah”.

          Benar apa kata orang bahwa “Dimana ada pertemuan, disana ada perpisahan”. Aku sama sekali tak dapat memungkiri hukum rimba itu. Jika kamu tanya bagaimana rasanya, sungguh aku tidak bisa memberimu jawaban. Aku terlalu sakit, rapuh, hancur dan kecewa. Aku tidak pernah menyiapkan skenario perpisahan di benakku. Ya, Tuhan memang adil dalam menyusun rencana. Ia pertemukan kita di dalam romansa cinta yang begitu syahdu lantas di pisahkan-Nya kita dalam sebuah cerita cinta sendu tak berujung.
Kamu mungkin mulai bertanya-tanya mengapa aku tak pernah menanyakan kabarmu setelah kita saling berpisah. Atau mungkin kamu mulai gelisah dengan keadaanku yang bisa bernafas tanpamu. Ketahuilah, Sayang, bahwa aku baik-baik saja. Aku masih bisa tersenyum, tertawa, bahkan paru-paruku masih bekerja dengan sempurna. Sungguh, kabarku selalu baik. Aku menikmati kehidupanku yang mandiri tanpamu. Aku merealisasikan hal baik yang kamu berikan padaku. Perlahan aku kembali menjadi diriku seutuhnya meski kutahu takkan pernah sempurna tanpa dirimu.

          Ah, mungkin tulisan ini terlihat begitu menyedihkan. Kamu harus tahu, aku menulisnya agar kamu mengerti bahwa aku dapat melanjutkan impianku tanpamu. Bukan karena aku bahagia dengan kenyataan ini. Bukan pula karena aku senang saat kamu tak lagi bersamaku. Hanya orang bodoh yang tertawa saat cintanya berlalu begitu saja.
Sayang, aku ingin di pandang sebagai gadis kuat di matamu dan di mata orang lain. Aku ingin di lihat sebagai gadis tegar di mata semua orang. Aku tak ingin membiarkan keterpurukan menyengsarakan batinku. Walau hatiku kadang merintih kesakitan, tapi kutahu kamu ada sebagai obat penyembuhku. Kamu selalu ada di dalam pikiranku.

Sekali lagi kutegaskan, dimana ada pertemuan, disana ada perpisahan. Sama halnya dengan hubungan kita. Hubungan yang kita bangun bersama, berpondasikan mimpi, berbekal harapan dan usaha serta keinginan untuk mewujudkannya. Tak kusangka semua yang kita cita-citakan musnah hanya dalam hitungan detik diterpa nestapa percintaan yang mengenaskan. Membuatku bergidik ngeri tiap kali memori itu melintas di pikiranku.
Aku yakin bukan hanya aku yang merasakannya. Kamupun sama. Benar, kan? Kita boleh berpisah berpuluh-puluh mil jauhnya, tapi ketahuilah bahwa hati kita pernah terikat. Kamu pernah menuliskan namamu disana. Kamu pernah melukis pelangi indah disana. Dan mungkin kamu tengah menulis namamu di hati gadis lain sekarang.


Ditulis oleh gadis masa lalumu
yang mandiri sepeninggalanmu..  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar