“Maafkan
aku karena tidak bisa memberimu apa-apa selain tulisan ini.”
Selamat ulang tahun, Sayang.
Mungkin ini tak layak
disebut sebagai sebuah hadiah. Terlalu sederhana, aku tahu itu. Tapi percayalah
bahwa kutulis ini dengan tulus. Dengan segenap hatiku.
Kuharap
kamu mengerti dengan wanitamu yang tak bisa melakukan apa-apa kecuali
mencurahkan isi hatinya lewat tulisan abstrak, seperti sekarang ini. Seperti
yang kutulis hanya untukmu.
Sayang,
usiamu boleh saja bertambah. Sifatmu boleh saja berubah. Tapi satu yang kupinta
agar tak kamu ubah. Cintamu, tentu saja. Ketahuilah bahwa aku sangat
menyayangimu dengan seluruh hatiku. Aku terlalu nyaman bersamamu sampai hampir
melupakan duniaku sendiri. Kamu terlalu berarti untukku.
Sayang, sekali lagi kutegaskan, aku sangat menyayangimu.
Tangan Tuhan memilihmu untuk mengisi hari-hariku. Ia menjadikanmu Raja di dalam
hatiku. Ya, aku tahu bahwa berkomitmen bukanlah hal yang mudah. Tapi aku
percaya kita dapat melewatinya. Bukankah itu yang selalu kamu katakan padaku?
Sungguh,
ini bukan permainan kata-kata. Kamu harus tahu betapa tulusnya aku kepadamu.
Karena kamulah satu-satunya yang kupunya. Yang kucintai teramat dalam serta
yang kusebut namanya disetiap doaku. Bukan sekedar rayuan atau bahkan surga
telinga, aku benar-benar tulus.
Nampaknya
ini akan menjadi tulisan yang sangat panjang jika tak kamu hentikkan. Jemariku
sudah terbiasa untuk merangkai kata demi kata untukmu. Mereka terlalu menikmati
setiap irama dan alunannya. Bagai diperintah, aku menulis setiap kata yang
terbesit dalam pikiranku. Oh Cinta, mengapa kamu begitu indah ketika dua insan
Kau pertemukan?
Mungkin aku terdengar naif, tapi aku tak ingin membayangkan
hidupku tanpamu. Sama sekali tak ingin aku tanpamu. Mungkin pula aku terlihat
egois saat aku memintamu untuk tetap berada di sisiku. Bergelayut manja di
lenganmu seraya merengek tak ingin kamu tinggal. Kekanak-kanakan mungkin, tapi
ketahuilah bahwa aku hanya takut kehilanganmu.
Setiap
detik takkan kulewati untuk mengucap syukur atas-Mu. Pertemuan bukanlah sebuah
kebetulan karena aku percaya Tuhan sudah menakdirkannya. Tuhan sudah
mengaturnya dan Ia telah merencakannya dari jauh hari. Bukan begitu?
Sekarang
aku dipersatukan denganmu. Aku menjadi salah satu orang terpenting di hidupmu.
Mendengarnya saja sudah cukup membuatku senang.
Sekali lagi, selamat atas hari kelahiranmu, Sayang.
Bagaimanapun aku akan
selalu mendukungmu. Aku selalu untukmu. Aku tahu kamu akan menjadi seseorang
bagi dunia karena kamulah dunia bagiku.
Ditulis sebagai pengganti
hadiah untukmu..