Sabtu, 02 April 2016

Selamat Ulang Tahun, Sayang!

“Maafkan aku karena tidak bisa memberimu apa-apa selain tulisan ini.”

        Selamat ulang tahun, Sayang.
Mungkin ini tak layak disebut sebagai sebuah hadiah. Terlalu sederhana, aku tahu itu. Tapi percayalah bahwa kutulis ini dengan tulus. Dengan segenap hatiku.
Kuharap kamu mengerti dengan wanitamu yang tak bisa melakukan apa-apa kecuali mencurahkan isi hatinya lewat tulisan abstrak, seperti sekarang ini. Seperti yang kutulis hanya untukmu.
Sayang, usiamu boleh saja bertambah. Sifatmu boleh saja berubah. Tapi satu yang kupinta agar tak kamu ubah. Cintamu, tentu saja. Ketahuilah bahwa aku sangat menyayangimu dengan seluruh hatiku. Aku terlalu nyaman bersamamu sampai hampir melupakan duniaku sendiri. Kamu terlalu berarti untukku.

        Sayang, sekali lagi kutegaskan, aku sangat menyayangimu. Tangan Tuhan memilihmu untuk mengisi hari-hariku. Ia menjadikanmu Raja di dalam hatiku. Ya, aku tahu bahwa berkomitmen bukanlah hal yang mudah. Tapi aku percaya kita dapat melewatinya. Bukankah itu yang selalu kamu katakan padaku?
Sungguh, ini bukan permainan kata-kata. Kamu harus tahu betapa tulusnya aku kepadamu. Karena kamulah satu-satunya yang kupunya. Yang kucintai teramat dalam serta yang kusebut namanya disetiap doaku. Bukan sekedar rayuan atau bahkan surga telinga, aku benar-benar tulus.
Nampaknya ini akan menjadi tulisan yang sangat panjang jika tak kamu hentikkan. Jemariku sudah terbiasa untuk merangkai kata demi kata untukmu. Mereka terlalu menikmati setiap irama dan alunannya. Bagai diperintah, aku menulis setiap kata yang terbesit dalam pikiranku. Oh Cinta, mengapa kamu begitu indah ketika dua insan Kau pertemukan?

        Mungkin aku terdengar naif, tapi aku tak ingin membayangkan hidupku tanpamu. Sama sekali tak ingin aku tanpamu. Mungkin pula aku terlihat egois saat aku memintamu untuk tetap berada di sisiku. Bergelayut manja di lenganmu seraya merengek tak ingin kamu tinggal. Kekanak-kanakan mungkin, tapi ketahuilah bahwa aku hanya takut kehilanganmu.
Setiap detik takkan kulewati untuk mengucap syukur atas-Mu. Pertemuan bukanlah sebuah kebetulan karena aku percaya Tuhan sudah menakdirkannya. Tuhan sudah mengaturnya dan Ia telah merencakannya dari jauh hari. Bukan begitu?
Sekarang aku dipersatukan denganmu. Aku menjadi salah satu orang terpenting di hidupmu. Mendengarnya saja sudah cukup membuatku senang.
       
        Sekali lagi, selamat atas hari kelahiranmu, Sayang.
Bagaimanapun aku akan selalu mendukungmu. Aku selalu untukmu. Aku tahu kamu akan menjadi seseorang bagi dunia karena kamulah dunia bagiku.

Ditulis sebagai pengganti hadiah untukmu..